Happy Sunday Bloggers...
Sebenarnya saat ini saya sedang stuck dengan tugas-tugas saya, gak ketemu ide meskipun udah nungging-nungging sambil salto dan rasanya tangan ini gatel pengen ngetik-ngetik, jadilah kita.... ngeblog... yuk mari..
Hi bloggers, gimana seminggu yang telah lewat kemarin? menyenangkan kah? atau malah banyak peristiwa-peristiwa seru atau unik yang terjadi seminggu kemarin? gak terasa ya seminggu telah lewat dan besok kita sudah memasuki minggu yang baru, apa persiapan kalian, bloggers? keep spirit yaa menghadapi seminggu kedepan.
Seperti yang sudah gw tulis diatas bahwa sebenernya gw sedang stuck dengan tugas-tugas gw dan kepengen banget ngetik, jadilah gw ngepost, jujur aja minggu depan gw deadline, 5 dari 8 mata kuliah gw deadline semua besok, and guess udah berapa yang gw kerjakan? belom ada satupun yang selesai!! hahahahaha
tapi jujur aja gak tau kenapa kemarin sih sempet panik kepikiran deadline, cuma koq sekarang rasanya hambar banget, gak ada takut-takutnya gini, gw malah santai banget sekarang, mungkin perbedaan mindset yang gw ubah sehingga hasilnya lebih berdampak gw merasa tenang, atau karena emang sikap cuek gw yang lagi kambuh jadi rasanya gw juga males kepoin tugas, dunno..
padahal tadi sempet sih gw bilang sama diri gw "lu besok deadline tapi ide belom muncul, ngerjain aja belom, takut dikit keq", tapi udah berapa kali gw bikin diri gw takut kayak gini tetep aja gw gak takut, gw malah lebih takut kenapa gw gak bisa takut, apa jangan-jangan udah mati rasa lagi.
udah gak penting ngebahas kenapa gw gak takut, jujur aja gw malah udah gak sabar ngadepin minggu depan dengan deadline-deadline gw, ibarat mau ke medan perang gw cuma bawa korek kuping tapi udah mau ngadepin jendral, yasudahlah yaaa, yang terjadi, terjadilah...
Kali ini gw pengen sharing tentang sebuah peristiwa yang terjadi di minggu kemarin.
karena setiap pulang pergi kuliah gw selalu naik angkot, jadi banyak banget cerita-cerita lucu dan mengesankan di angkot, yang nyebelin juga banyak, tapi berhubung suasana hati gw lagi pengen cerita yang indah-indah, jadi yang nyebelinnya di simpen dulu aja yaaa
gini, waktu beberapa hari yang lalu saat gw balik dari kuliah gw satu angkot dengan seorang kakek dan nenek yang usianya mungkin sudah bekepala 6 lebih nyerempet 7 kayaknya (gw gak terlalu jago nebak umur seseorang), dalam satu angkot itu cuma ada kita bertiga.
ketika gw masuk gw melihat tangan si kakek dan nenek bergandengan, lebih tepatnya tangannya si kakek yang menggandeng tangannya si nenek, sebenernya agak sesek juga yaa ngeliat adegan begini pas lagi capek-capeknya pulang kuliah, dalem hati gw "yaampun kek, toleransi dikit dong sama yang single".
gak lama si kakek malah ngelap keringet yang ada di dahinya si nenek (emang yang namanya angkot itu panasnya macam di dalam spa), tapi tetep aja kek diangkot kan isinya bukan cuma kalian berdua... *gw buang muka*, miris emang ngeliat adegan yang beginian disaat lagi capek..
gak lama mereka sampe di tempat tujuan, dan turun..
saat turun ternyata gw sedikit memperhatikan jalannya si nenek yang (maaf) agak pincang, dan dengan sigap si kakek mulai ngebantuin si nenek yang agak susah turunnya dari dalam angkot itu, dan bahkan setelah turun si kakek langsung menopang jalannya si nenek yang agak pincang dengan hati-hati sambil tetap menggandeng tangannya si nenek, perasaan gw campur aduk antara kasian dan terpesona, sambil mikir ada yaa ternyata adegan begini romantis di kehidupan nyata, gw pikir selama ini cuma ada di film-film karangan sutradara.
Tujuan gw menulis post ini karena gw pengen sharing dan pengen membuktikan ke temen gw (namanya di rahasiakan demi keetisan) yang bilang kalo cinta sejati itu gak ada.
hah! you got wrong babe!! I'm the witness of that.
temen gw pernah bilang jika kita percaya dengan kata "cinta sejati", kita bakalan single terus, maksudnya dia gak percaya sama yang namanya cinta sejati.
awalnya gw sempat terpengaruh dan beranggapan bahwa cinta sejati itu hanya sebuah kata tanpa makna, tapi sekarang gw gak percaya dengan teori dia karena gw sudah membuktikannya, lebih tepatnya si nenek yang sudah membuktikannya.
Bloggers, gw cuma mau menarik sedikit kesimpulan, yang semoga aja kesimpulan gw ini tepat.
bahwa mungkin cinta yang sejati itu adalah cinta yang tumbuh bukan karena memandang fisik kita, tetapi yang memandang siapa diri kita, bahwa mungkin cinta sejati itu bukan mencari sesorang yang sempurna untuk mendampingi kita, tetapi yang dapat melengkapi kekurangan dalam diri kita sehingga kita merasa sempurna, dan bahwa mungkin cinta sejati itu sebenarnya adalah seseorang yang sudah ada di hidup kita, hanya saja kita yang tidak menyadarinya karena kita terlalu mengejar arti sebuah kesempurnaan.
Intinya kalo mau ngeliat adegan-adegan yang unexpected kayak gini sering-seringlah naik angkot, niscaya kalian akan menjadi bijak dalam melihat kehidupan. *abaikan paragraf terakhir*
Sunday, May 26, 2013
Monday, May 20, 2013
"Kopi Pahit"
"Saya yakin hampir semua di antara kita pernah, bahkan sering, membeli
kopi di toko kopi yang hampir dapat kita jumpai di setiap mal/pusat
perbelanjaan. Baik itu kita memang suka mengonsumsi kopi, sekedar
bersantai di gerai kopi, ataupun hanya mencoba.
Bagi penggemar kopi pahit, rasa pahit dan aroma dari kopi tersebut tentu akan memberikan suatu kenikmatan yang khas. Namun bagi yang bukan penggemar kopi pahit, tentu hal ini menjadi hal yang sangat-sangat tidak menyenangkan bagi lidah mereka. Kebanyakan di antara orang-orang yang tidak menyukai kopi pahit dan pertama kali mencoba membeli kopi pahit, mereka akan kaget dengan pahitnya kopi tersebut, dan hampir semua dari orang tersebut, hampir dipastikan akan melakukan reaksi berupa menambahkan gula pada kopinya, dengan harapan kopi tersebut akan menjadi manis dan sesuai dengan selera lidah mereka.
Namun apakah yang terjadi demikian? Tidak. Kopi pahit yang mereka coba tidak berubah menjadi pahit. Tapi menjadi kopi pahit, yang juga manis. Rasanya akan menjadi semakin aneh dan semakin tidak menyenangkan di lidah. Bahkan cenderung mengundang lambung untuk memuntahkan isi perut.
Namun yang ingin disampaikan dari artikel ini adalah pembelajaran dari fenomena tersebut, di mana menambahkan gula pada kopi yang pahit, bukanlah tindakan yang tepat untuk membuat kopi menjadi manis. Menambahkan gula ke dalam kopi yang pahit hanya akan menjadikan rasa dari kopi tersebut semakin tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan.
Jadi, ketika kita mendapat rasa kopi yang tidak sesuai dengan keinginan kita, menambahkan unsur lain (seperti gula, susu, ataupun hal lainya) dengan harapan rasa pahitnya akan hilang, hal itu jelas bukanlah tindakan yang tepat. Ada 2 hal yang dapat Anda lakukan untuk mendapat rasa kopi lain sesuai apa yang Anda inginkan:
1. Meminum habis kopi tersebut, kemudian menuangkan atau memasukkan kopi/minuman lain yang rasanya sesuai selera.
2. Membuang kopi pahit tersebut, kemudian menuangkan kopi/minuman lain yang sesuai dengan selera.
Terlepas dari perbedaan prinsip dari kedua tindakan tersebut, yang pasti kedua tindakan ini pada prinsipnya memiliki fungsi dan tujuan yang sama, yaitu mengosongkan wadah, dan mengisinya dengan yang baru. Tidak ada yang salah dari kedua tindakan tersebut, yang penting adalah jangan menyayangkan/menyesali materi/pengorbanan yang dikorbankan untuk membeli kepahitan tersebut. Lepaskan saja tanpa ada keterikatan. Syukurilah kepahitan tersebut, karena dari kepahitan tersebut setidaknya Anda tahu rasa rasa pahit itu sendiri.
Selayaknya seseorang yang kecewa dengan kopi yang dia beli karena ternyata pahit, tidak enak di lidah, tidak sesuai dengan harapanya, bahkan malah membuat ingin muntah, begitupun dalam hidup kita, terkadang kita dihadapkan pada kenyataan/kejadian/keputusan yang tidak kita sukai, tidak kita harapkan, bahkan sangat menyakitkan buat kita.
Ketika kita masih belum bisa menerimanya, masih menyimpan kebencian, kesakitan, dan kedengkian di hati kita, kita terkadang malah berusaha memasukkan hal-hal lain ke hati kita dengan cara melakukan hal-hal gegabah sebagai pelampiasan. Bukan kebahagiaan yang didapat, malah penyesalan yang kita dapatkan.
Ketika kita belum bisa menerima semuanya, masih akan terdapat kebencian, kedengkian, dan kesakitan dalam hati. Apapun yang Anda lakukan untuk menghilangkanya tidak berbeda seperti memasukan gula ke kopi pahit tadi. Untuk itu, kita harus menerima dan mengampuni segala sesuatunya terlebih dahulu, tidak berbeda seperti mengosongkan gelas untuk diisi kembali. Ketika Anda menerima, melepaskan, dan mengampuni semuanya, Anda sudah mengosongkan hati Anda, dan siap untuk menampung kebaikan yang sudah menanti" -Ivander Wijaya-
Artikel diatas adalah salah satu artikel yang ditulis oleh teman gw Ivander yang didedikasikan dia untuk Pak Andre Wongso.
Dari artikel dia gw menyadari satu hal, yah sama seperti hidup yang sedang gw jalani saat ini, dimana gw sedang berada pada titik kekecewaan, merasa gagal, dihadapkan pada keputusan yang paling gak gw sukai, atau bahkan saat ini semua berjalan seperti yang tidak gw harapkan. yang menarik dari artikel vander adalah kalimat "jangan menyayangkan/menyesali materi/pengorbanan yang dikorbankan untuk membeli kepahitan tersebut. Lepaskan saja tanpa ada keterikatan. Syukurilah kepahitan tersebut, karena dari kepahitan tersebut setidaknya Anda tahu rasa rasa pahit itu sendiri."
dari persoalan yang sedang gw hadapi ini gw belajar bahwa hidup itu gak selamanya manis, hidup itu terkadang adalah sebuah pilihan yang harus kita pertanggungjawabkan, hidup itu kadang seperti sebuah pertandingan dimana setiap pemainnya menantikan garis akhir, dan bahwa dalam hidup itu kita harus merasa gagal agar kita tahu apa itu arti kata gagal.
Kadang mungkin memang segala yang kita lakukan tidak dihargai orang lain, bukan karena mereka tidak menghormati kita, tapi karena mereka tidak tahu jika menjadi diri kita.
satu kalimat yang gw ingat dari seorang manta guru gw dulu, beliau pernah berkata "selesaikanlah setiap tugas yang dibebankan kepadamu hingga mencapai garis akhir, bahkan ketika pada akhirnya orang tidak menghargainya."
bukankah dalam hidup ini setiap kita masing-masing dibebankan pada sebuah tugas yang memang harus diselesaikan?
at least dari artikel vander gw diingatkan untuk "mengosongkan" wadah, dengan cara menerima segala kepahitan kopinya terlebih dahulu, sehingga gw siap mengisi wadah gw dengan kopi yang jauh lebih manis. yang terpenting disini gw harus belajar menerima agar tidak menyesal telah mencicipi kopi pahit yang sudah gw pilih sekalipun itu mengorbankan materi dan waktu.
Akhirnya gw minta doa restu dari si penulis kopi pahit ini juga agar gw bisa melewati masa-masa sulit ini, sehingga di post berikutnya gw bisa menulis tentang "kopi manis" atau malah "kopi setengah manis, setengah kecut" yang penting jangan kopi pahit terus ya nder.
Bagi penggemar kopi pahit, rasa pahit dan aroma dari kopi tersebut tentu akan memberikan suatu kenikmatan yang khas. Namun bagi yang bukan penggemar kopi pahit, tentu hal ini menjadi hal yang sangat-sangat tidak menyenangkan bagi lidah mereka. Kebanyakan di antara orang-orang yang tidak menyukai kopi pahit dan pertama kali mencoba membeli kopi pahit, mereka akan kaget dengan pahitnya kopi tersebut, dan hampir semua dari orang tersebut, hampir dipastikan akan melakukan reaksi berupa menambahkan gula pada kopinya, dengan harapan kopi tersebut akan menjadi manis dan sesuai dengan selera lidah mereka.
Namun apakah yang terjadi demikian? Tidak. Kopi pahit yang mereka coba tidak berubah menjadi pahit. Tapi menjadi kopi pahit, yang juga manis. Rasanya akan menjadi semakin aneh dan semakin tidak menyenangkan di lidah. Bahkan cenderung mengundang lambung untuk memuntahkan isi perut.
Namun yang ingin disampaikan dari artikel ini adalah pembelajaran dari fenomena tersebut, di mana menambahkan gula pada kopi yang pahit, bukanlah tindakan yang tepat untuk membuat kopi menjadi manis. Menambahkan gula ke dalam kopi yang pahit hanya akan menjadikan rasa dari kopi tersebut semakin tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan.
Jadi, ketika kita mendapat rasa kopi yang tidak sesuai dengan keinginan kita, menambahkan unsur lain (seperti gula, susu, ataupun hal lainya) dengan harapan rasa pahitnya akan hilang, hal itu jelas bukanlah tindakan yang tepat. Ada 2 hal yang dapat Anda lakukan untuk mendapat rasa kopi lain sesuai apa yang Anda inginkan:
1. Meminum habis kopi tersebut, kemudian menuangkan atau memasukkan kopi/minuman lain yang rasanya sesuai selera.
2. Membuang kopi pahit tersebut, kemudian menuangkan kopi/minuman lain yang sesuai dengan selera.
Terlepas dari perbedaan prinsip dari kedua tindakan tersebut, yang pasti kedua tindakan ini pada prinsipnya memiliki fungsi dan tujuan yang sama, yaitu mengosongkan wadah, dan mengisinya dengan yang baru. Tidak ada yang salah dari kedua tindakan tersebut, yang penting adalah jangan menyayangkan/menyesali materi/pengorbanan yang dikorbankan untuk membeli kepahitan tersebut. Lepaskan saja tanpa ada keterikatan. Syukurilah kepahitan tersebut, karena dari kepahitan tersebut setidaknya Anda tahu rasa rasa pahit itu sendiri.
Selayaknya seseorang yang kecewa dengan kopi yang dia beli karena ternyata pahit, tidak enak di lidah, tidak sesuai dengan harapanya, bahkan malah membuat ingin muntah, begitupun dalam hidup kita, terkadang kita dihadapkan pada kenyataan/kejadian/keputusan yang tidak kita sukai, tidak kita harapkan, bahkan sangat menyakitkan buat kita.
Ketika kita masih belum bisa menerimanya, masih menyimpan kebencian, kesakitan, dan kedengkian di hati kita, kita terkadang malah berusaha memasukkan hal-hal lain ke hati kita dengan cara melakukan hal-hal gegabah sebagai pelampiasan. Bukan kebahagiaan yang didapat, malah penyesalan yang kita dapatkan.
Ketika kita belum bisa menerima semuanya, masih akan terdapat kebencian, kedengkian, dan kesakitan dalam hati. Apapun yang Anda lakukan untuk menghilangkanya tidak berbeda seperti memasukan gula ke kopi pahit tadi. Untuk itu, kita harus menerima dan mengampuni segala sesuatunya terlebih dahulu, tidak berbeda seperti mengosongkan gelas untuk diisi kembali. Ketika Anda menerima, melepaskan, dan mengampuni semuanya, Anda sudah mengosongkan hati Anda, dan siap untuk menampung kebaikan yang sudah menanti" -Ivander Wijaya-
Artikel diatas adalah salah satu artikel yang ditulis oleh teman gw Ivander yang didedikasikan dia untuk Pak Andre Wongso.
Dari artikel dia gw menyadari satu hal, yah sama seperti hidup yang sedang gw jalani saat ini, dimana gw sedang berada pada titik kekecewaan, merasa gagal, dihadapkan pada keputusan yang paling gak gw sukai, atau bahkan saat ini semua berjalan seperti yang tidak gw harapkan. yang menarik dari artikel vander adalah kalimat "jangan menyayangkan/menyesali materi/pengorbanan yang dikorbankan untuk membeli kepahitan tersebut. Lepaskan saja tanpa ada keterikatan. Syukurilah kepahitan tersebut, karena dari kepahitan tersebut setidaknya Anda tahu rasa rasa pahit itu sendiri."
dari persoalan yang sedang gw hadapi ini gw belajar bahwa hidup itu gak selamanya manis, hidup itu terkadang adalah sebuah pilihan yang harus kita pertanggungjawabkan, hidup itu kadang seperti sebuah pertandingan dimana setiap pemainnya menantikan garis akhir, dan bahwa dalam hidup itu kita harus merasa gagal agar kita tahu apa itu arti kata gagal.
Kadang mungkin memang segala yang kita lakukan tidak dihargai orang lain, bukan karena mereka tidak menghormati kita, tapi karena mereka tidak tahu jika menjadi diri kita.
satu kalimat yang gw ingat dari seorang manta guru gw dulu, beliau pernah berkata "selesaikanlah setiap tugas yang dibebankan kepadamu hingga mencapai garis akhir, bahkan ketika pada akhirnya orang tidak menghargainya."
bukankah dalam hidup ini setiap kita masing-masing dibebankan pada sebuah tugas yang memang harus diselesaikan?
at least dari artikel vander gw diingatkan untuk "mengosongkan" wadah, dengan cara menerima segala kepahitan kopinya terlebih dahulu, sehingga gw siap mengisi wadah gw dengan kopi yang jauh lebih manis. yang terpenting disini gw harus belajar menerima agar tidak menyesal telah mencicipi kopi pahit yang sudah gw pilih sekalipun itu mengorbankan materi dan waktu.
Akhirnya gw minta doa restu dari si penulis kopi pahit ini juga agar gw bisa melewati masa-masa sulit ini, sehingga di post berikutnya gw bisa menulis tentang "kopi manis" atau malah "kopi setengah manis, setengah kecut" yang penting jangan kopi pahit terus ya nder.
Tuesday, May 14, 2013
Nostalgila
Ini tentang cerita masa kecil gw.
Ide post kali ini akan dimulai dari seorang keponakan yang melihat tantenya main iPad dan dia berpikir kalo tablet yang satu ini setara dengan gameboy pada masa kecil gw.
Jadi ceritanya beberapa hari yang lalu gw pergi ke rumah sepupu gw, disana sambil iseng-iseng (lebih tepatnya karena bosan gak ngapa-ngapain) gw mengeluarkan computer tablet gw sambil baca berita (maklum gw anak yang cukup kepo dengan urusan politik dan berita-berita seputarnya, terlepas dari berita gosip ala-ala infotainment, lol.) sambil baca-baca di epaper nya kompas, keponakan gw dateng dengan raut wajah memelas sambil bilang "kukuh mau dipijitin gak?", muka gw langsung mengerut sambil berpikir tumben-tumbenan nih anak mijitin paling minta choki-choki lagi kayak waktu itu, worth it lah kalo choki-choki dibayar pijitan (pikiran gw saat itu), "kamu mau minta apa sama kukuh?" (to the point gw nanya dulu ke ini anak), dan dia bilang "pinjem mainannya kuh", gw makin bingung mainan apa yang gw punya sampe ini anak semurah ini menawarkan jasa pijitnya ke gw, dan dari matanya gw udah melihat pandangan dia merujuk ke arah iPad gw, "ini maksudnya?" (sambil nunjukin iPad gw nanya lagi ke dia), dan dengan senyum kemenangan karena signalnya berhasil gw tangkap dia bilang "iya! satu game satu pijitan gimana?" (dia masih berusaha nawar), gw perjelas lagi "satu game, satu pijitan? pijitannya berapa menit?" dia diem, dan bilang "kalo aku injekin kukuh berarti satu kali jalan, menitnya nanti tergantung lamanya aku jalan" (gw mulai merasa dibodohi dengan anak kencur satu ini). dengan muka datar gw bilang "kalo kukuh minta diinjekin sepuluh kali berarti kamu main sepuluh game, satu kali jalan paling setengah menit, nah kalo main game sampe game over bisa lima menit lebih, gak ada pilihan yang lebih enak apa?", muka dia manyun, ninggalin gw sambil tereak "kukuh pelit!", sumpah ini anak cumi gw kan cuma mencari sebuah solusi yang win-win, kenapa jadi dia yang lebih galak? ini sebenernya yang tante yang mana yang keponakan yang mana sih, koq galakan dia *mikir*
Setelah anak cumi bau kencur itu sukses meninggalkan gw, gw lanjut lagi dengan berita di depan gw, sambil sedikit berpikir, dia bilang iPad gw ini mainan, bahkan sebenernya ini iPad fungsinya lebih dari sekedar buat main angry bird sama tample run menurut gw, tapi di mata keponakan gw, ini gak lebih dari sekedar "mainan", dulu jaman gw sekecil dia yang namanya mainan buat gw itu bekel, congklak, tazoz, bola, monopoli, uler tangga, halma, ludo, paling mewah mainan gw dulu itu nitendo, gameboy dan playstation, tapi anak sekarang mainannya udah iPad aja.
Kejadian ini sempat membuat gw balik ke masa lalu gw, saat gw masih kecil.
gw inget bagaimana gw menghabiskan masa kecil gw dengan seorang koko dan bagaimana pengalaman-pengalaman itu masih membekas dalam diri gw, gw bersyukur karena gw tidak termasuk dalam jajaran anak yang memiliki masa kecil yang kurang bahagia, karena koko gw selalu berusaha membahagiakan gw, gw bersyukur karena orang tua gw cukup memberikan warna di masa kecil gw (jujur gw bukan anak yang kekurangan dari sisi financial, orang tua gw selalu memberikan hadiah mainan yang sedang trend saat itu kalo nilai kita bagus, kita bisa les apapun yang kita mau kalo kita niat tapi jujur aja lebih banyak gak niatnya jadi lebih banyak terpaksanya kalo disuruh les, dan mereka cukup memperlakukan gw dan koko dengan adil).
Kenangan gw akan di mulai dari.....
gw sering takut tidur sendiri meskipun waktu masih kecil gw dan koko sekamar dan ranjang kita ranjang susun tapi tetep aja gw sering takut kalo harus tidur di kasur sendiri, dan kejadian ini sering berujung pada : gw bangun tengah malem, ngebangunin koko, dan gw minta dia temenin, dengan setengah sadar koko akan menjawab "yaudah gak usah takut, tidur sama gw aja sini, turunin bantalnya" kemudian gw bakalan turunin bantal gw beserta boneka-boneka gw sampai kasur koko penuh. atau kalo gw masih ribut gak bisa tidur juga dia bakalan bacain gw dongeng atau bahkan dia sendiri yang mendongeng buat gw, meskipun kadang dongeng bikinan dia terdengar weird dan gak masuk akal tapi paling engga hal itu sukses bikin gw ngantuk (mungkin karena ceritanya yang susah dicerna sampe otak gw pun menolak untuk mendengarnya).
gw inget ketika siang hari abis pulang sekolah koko suka ajak gw main sepeda siang-siang sebelum pergi les, gw inget ketika pulang les sebelum lanjut les yang berikutnya kita masih main bola di atap rumah sama anak-anak tetangga, gw inget bagaimana koko ngajarin gw ngerakit tamiya, bahkan gw masih inget gimana rasanya di bonceng koko naik sepeda kalo mau pergi sekolah, dan yang paling tidak terlupakan adalah bagaimana rasanya di kejar anak-anak kampung yang membuat kita berdua harus lari dari gang ke gang sampe nyasar gara-gara koko ngajakin mereka ribut (waktu itu kalo gak salah ceritanya gw pergi les dan dipalakin sama anak kampung, pulangnya gw ngadu ke koko dan doi bilang "tenang! besok lu pergi les sama gw", keesokannya saat dia anterin gw les entah dia ngomong apa yang akhirnya bikin anak-anak kampung itu tersinggung dan membuat mereka pengen ngegebukin koko, jadilah kita berdua lari kalang kabut sekenceng-kencengnya dari gang ke gang, berita baiknya anak-anak kampung itu kehilangan jejak kita, berita buruknya gw trauma pergi les dan yang lebih buruknya kita nyasar gak bisa balik).
Gw masih ingat bagaimana rasanya main petasan jangwe yang dibeli hendri (sepupu gw) tiap dia main ke rumah, gw masih ingat aktifitas gw tiap minggu pagi sebelum ke sekolah minggu (mantengin tivi yang isinya kartun chibimarukochan, P-man, doraemon, crayon shinchan, ditektif conan, dan yang lainnya karena biasa nyambung dan durasinya rata-rata setengah jam), gw masih ingat rasanya menyisihkan uang jajan untuk beli buku komik, dan bahkan gw masih ingat rasanya jajanan tenda depan sekolahan gw (santo yoseph), yang adanya dari menjelang magrib sampai malem, biasanya kalo gw sama koko laper kita cari makanan disana, dan menu favorit kita adalah pecel lele, sate ayam dan cakwe (behhh minta ke gw alamatnya, wajib coba! semoga sekarang tukangnya belom regenerasi ya biar rasanya masih sama, heheheh) tapi beneran awal-awal gw pindah ke daerah rumah gw yang sekarang gw gak menemukan pecel lele seenak yang di didepan santo yoseph itu, tapi sekarang ada sih yang jual mirip-mirip rasanya cuma tetep aja enakan yang disana, sampe awal-awal pindah kesini gw kepengen balik lagi ke daerah rumah gw yang dulu (sampe sekarang juga masih kepengen sih, lol).
Yah, itu sedikit banyak yang gw ingat dari masa kecil gw, yang bikin gw bersyukur adalah gw punya koko yang ngefans sama satria baja hitam yang suka membuat dia pengen selalu tampil bak super hero, yaa jujur aja dia udah sukses koq jadi super hero, at least untuk gw :')
ada serunya juga punya koko, serunya kita jadi bisa punya banyak temen yang umurnya diatas kita *lhoo*
iya tapi serius deh, gw berasa kalo dulu gw dewasa sebelum waktunya, selain gw punya temen yang seumuran sama gw, gw juga berteman dengan temen-temennya koko, bahkan sekarang beberapa masih keep contact sama gw yang lucunya mereka udah lost contact sama koko *nah lohh, tingkat kepo gw udah separah ini kah?*
Hemm mungkin ini alasan kenapa gw sering galak dengan mantan-mantannya koko dulu, karena gw merasa kalo mereka adalah saingan gw yang akan merebut perhatiannya koko hahahaha... cemburu buta gitu ceritanya, karena koko udah jadi tempat pelarian dan tempat segala curhat dan unek-unek gw makanya gw takut kalo dia bakalan gak ada lagi buat gw saat dia udah punya pacar.
satu perbincangan yang masih gw ingat, waktu itu kejadiannya gw lagi curhat sama koko, selesai curhat gw spontan nanya sama dia "ko, gimana kalo nanti lu udah married? lu pasti gak bakalan ada lagi buat gw, buat dengerin curhatnya gw, buat dengerin keluh kesahnya gw, dan saat itu pasti gw akan merasa kesepian deh", dan koko jawab "saat gw married nanti pasti lu juga udah menemukan seseorang yang tepat buat menggantikan posisi gw."
dengan mantapnya dia bilang begitu dulu disaat kenyataannya sekarang dia sudah menemukan seseorang yang tepat buat pendampingnya dan gw masih terjebak move on, dasar cumi! sebelum gw menemukan pengganti posisi lu, jangan harap lu dapet restu dari gw.
Well, gw bersyukur gw mengalami satu masa dimana teknologi belum secanggih sekarang, gak kayak anak-anak sekarang yang taunya iPad itu setara gameboy, yang taunya kalo mau makan tinggal delivery, yang taunya super hero itu the avengers, bukannya power rangers, satria baja hitam atau ultraman, yang tahunya facebook bukan friendster.
Ide post kali ini akan dimulai dari seorang keponakan yang melihat tantenya main iPad dan dia berpikir kalo tablet yang satu ini setara dengan gameboy pada masa kecil gw.
Jadi ceritanya beberapa hari yang lalu gw pergi ke rumah sepupu gw, disana sambil iseng-iseng (lebih tepatnya karena bosan gak ngapa-ngapain) gw mengeluarkan computer tablet gw sambil baca berita (maklum gw anak yang cukup kepo dengan urusan politik dan berita-berita seputarnya, terlepas dari berita gosip ala-ala infotainment, lol.) sambil baca-baca di epaper nya kompas, keponakan gw dateng dengan raut wajah memelas sambil bilang "kukuh mau dipijitin gak?", muka gw langsung mengerut sambil berpikir tumben-tumbenan nih anak mijitin paling minta choki-choki lagi kayak waktu itu, worth it lah kalo choki-choki dibayar pijitan (pikiran gw saat itu), "kamu mau minta apa sama kukuh?" (to the point gw nanya dulu ke ini anak), dan dia bilang "pinjem mainannya kuh", gw makin bingung mainan apa yang gw punya sampe ini anak semurah ini menawarkan jasa pijitnya ke gw, dan dari matanya gw udah melihat pandangan dia merujuk ke arah iPad gw, "ini maksudnya?" (sambil nunjukin iPad gw nanya lagi ke dia), dan dengan senyum kemenangan karena signalnya berhasil gw tangkap dia bilang "iya! satu game satu pijitan gimana?" (dia masih berusaha nawar), gw perjelas lagi "satu game, satu pijitan? pijitannya berapa menit?" dia diem, dan bilang "kalo aku injekin kukuh berarti satu kali jalan, menitnya nanti tergantung lamanya aku jalan" (gw mulai merasa dibodohi dengan anak kencur satu ini). dengan muka datar gw bilang "kalo kukuh minta diinjekin sepuluh kali berarti kamu main sepuluh game, satu kali jalan paling setengah menit, nah kalo main game sampe game over bisa lima menit lebih, gak ada pilihan yang lebih enak apa?", muka dia manyun, ninggalin gw sambil tereak "kukuh pelit!", sumpah ini anak cumi gw kan cuma mencari sebuah solusi yang win-win, kenapa jadi dia yang lebih galak? ini sebenernya yang tante yang mana yang keponakan yang mana sih, koq galakan dia *mikir*
Setelah anak cumi bau kencur itu sukses meninggalkan gw, gw lanjut lagi dengan berita di depan gw, sambil sedikit berpikir, dia bilang iPad gw ini mainan, bahkan sebenernya ini iPad fungsinya lebih dari sekedar buat main angry bird sama tample run menurut gw, tapi di mata keponakan gw, ini gak lebih dari sekedar "mainan", dulu jaman gw sekecil dia yang namanya mainan buat gw itu bekel, congklak, tazoz, bola, monopoli, uler tangga, halma, ludo, paling mewah mainan gw dulu itu nitendo, gameboy dan playstation, tapi anak sekarang mainannya udah iPad aja.
Kejadian ini sempat membuat gw balik ke masa lalu gw, saat gw masih kecil.
gw inget bagaimana gw menghabiskan masa kecil gw dengan seorang koko dan bagaimana pengalaman-pengalaman itu masih membekas dalam diri gw, gw bersyukur karena gw tidak termasuk dalam jajaran anak yang memiliki masa kecil yang kurang bahagia, karena koko gw selalu berusaha membahagiakan gw, gw bersyukur karena orang tua gw cukup memberikan warna di masa kecil gw (jujur gw bukan anak yang kekurangan dari sisi financial, orang tua gw selalu memberikan hadiah mainan yang sedang trend saat itu kalo nilai kita bagus, kita bisa les apapun yang kita mau kalo kita niat tapi jujur aja lebih banyak gak niatnya jadi lebih banyak terpaksanya kalo disuruh les, dan mereka cukup memperlakukan gw dan koko dengan adil).
Kenangan gw akan di mulai dari.....
gw sering takut tidur sendiri meskipun waktu masih kecil gw dan koko sekamar dan ranjang kita ranjang susun tapi tetep aja gw sering takut kalo harus tidur di kasur sendiri, dan kejadian ini sering berujung pada : gw bangun tengah malem, ngebangunin koko, dan gw minta dia temenin, dengan setengah sadar koko akan menjawab "yaudah gak usah takut, tidur sama gw aja sini, turunin bantalnya" kemudian gw bakalan turunin bantal gw beserta boneka-boneka gw sampai kasur koko penuh. atau kalo gw masih ribut gak bisa tidur juga dia bakalan bacain gw dongeng atau bahkan dia sendiri yang mendongeng buat gw, meskipun kadang dongeng bikinan dia terdengar weird dan gak masuk akal tapi paling engga hal itu sukses bikin gw ngantuk (mungkin karena ceritanya yang susah dicerna sampe otak gw pun menolak untuk mendengarnya).
gw inget ketika siang hari abis pulang sekolah koko suka ajak gw main sepeda siang-siang sebelum pergi les, gw inget ketika pulang les sebelum lanjut les yang berikutnya kita masih main bola di atap rumah sama anak-anak tetangga, gw inget bagaimana koko ngajarin gw ngerakit tamiya, bahkan gw masih inget gimana rasanya di bonceng koko naik sepeda kalo mau pergi sekolah, dan yang paling tidak terlupakan adalah bagaimana rasanya di kejar anak-anak kampung yang membuat kita berdua harus lari dari gang ke gang sampe nyasar gara-gara koko ngajakin mereka ribut (waktu itu kalo gak salah ceritanya gw pergi les dan dipalakin sama anak kampung, pulangnya gw ngadu ke koko dan doi bilang "tenang! besok lu pergi les sama gw", keesokannya saat dia anterin gw les entah dia ngomong apa yang akhirnya bikin anak-anak kampung itu tersinggung dan membuat mereka pengen ngegebukin koko, jadilah kita berdua lari kalang kabut sekenceng-kencengnya dari gang ke gang, berita baiknya anak-anak kampung itu kehilangan jejak kita, berita buruknya gw trauma pergi les dan yang lebih buruknya kita nyasar gak bisa balik).
Gw masih ingat bagaimana rasanya main petasan jangwe yang dibeli hendri (sepupu gw) tiap dia main ke rumah, gw masih ingat aktifitas gw tiap minggu pagi sebelum ke sekolah minggu (mantengin tivi yang isinya kartun chibimarukochan, P-man, doraemon, crayon shinchan, ditektif conan, dan yang lainnya karena biasa nyambung dan durasinya rata-rata setengah jam), gw masih ingat rasanya menyisihkan uang jajan untuk beli buku komik, dan bahkan gw masih ingat rasanya jajanan tenda depan sekolahan gw (santo yoseph), yang adanya dari menjelang magrib sampai malem, biasanya kalo gw sama koko laper kita cari makanan disana, dan menu favorit kita adalah pecel lele, sate ayam dan cakwe (behhh minta ke gw alamatnya, wajib coba! semoga sekarang tukangnya belom regenerasi ya biar rasanya masih sama, heheheh) tapi beneran awal-awal gw pindah ke daerah rumah gw yang sekarang gw gak menemukan pecel lele seenak yang di didepan santo yoseph itu, tapi sekarang ada sih yang jual mirip-mirip rasanya cuma tetep aja enakan yang disana, sampe awal-awal pindah kesini gw kepengen balik lagi ke daerah rumah gw yang dulu (sampe sekarang juga masih kepengen sih, lol).
Yah, itu sedikit banyak yang gw ingat dari masa kecil gw, yang bikin gw bersyukur adalah gw punya koko yang ngefans sama satria baja hitam yang suka membuat dia pengen selalu tampil bak super hero, yaa jujur aja dia udah sukses koq jadi super hero, at least untuk gw :')
ada serunya juga punya koko, serunya kita jadi bisa punya banyak temen yang umurnya diatas kita *lhoo*
iya tapi serius deh, gw berasa kalo dulu gw dewasa sebelum waktunya, selain gw punya temen yang seumuran sama gw, gw juga berteman dengan temen-temennya koko, bahkan sekarang beberapa masih keep contact sama gw yang lucunya mereka udah lost contact sama koko *nah lohh, tingkat kepo gw udah separah ini kah?*
Hemm mungkin ini alasan kenapa gw sering galak dengan mantan-mantannya koko dulu, karena gw merasa kalo mereka adalah saingan gw yang akan merebut perhatiannya koko hahahaha... cemburu buta gitu ceritanya, karena koko udah jadi tempat pelarian dan tempat segala curhat dan unek-unek gw makanya gw takut kalo dia bakalan gak ada lagi buat gw saat dia udah punya pacar.
satu perbincangan yang masih gw ingat, waktu itu kejadiannya gw lagi curhat sama koko, selesai curhat gw spontan nanya sama dia "ko, gimana kalo nanti lu udah married? lu pasti gak bakalan ada lagi buat gw, buat dengerin curhatnya gw, buat dengerin keluh kesahnya gw, dan saat itu pasti gw akan merasa kesepian deh", dan koko jawab "saat gw married nanti pasti lu juga udah menemukan seseorang yang tepat buat menggantikan posisi gw."
dengan mantapnya dia bilang begitu dulu disaat kenyataannya sekarang dia sudah menemukan seseorang yang tepat buat pendampingnya dan gw masih terjebak move on, dasar cumi! sebelum gw menemukan pengganti posisi lu, jangan harap lu dapet restu dari gw.
Well, gw bersyukur gw mengalami satu masa dimana teknologi belum secanggih sekarang, gak kayak anak-anak sekarang yang taunya iPad itu setara gameboy, yang taunya kalo mau makan tinggal delivery, yang taunya super hero itu the avengers, bukannya power rangers, satria baja hitam atau ultraman, yang tahunya facebook bukan friendster.
Monday, May 6, 2013
Just Want to Share
Pernahkah kalian sulit sekali melepaskan sesuatu dalam diri kalian?
ketika kalian memiliki beban, masalah, atau apapun dalam hidup kalian?
sekalipun rasanya kalian sudah berdoa dan berserah tetapi gak menemukan jawaban yang kalian mau, merasa bahwa doa kalian tidak didengar, merasa kalau masalah ini tidak menemukan titik terang.
Di post kali ini gw ingin sedikit share tentang pengalaman gw.
yah, gw juga pernah merasakan hal-hal diatas, meskipun gw berpegang teguh dengan kalimat "serahkan segala kekuatiranmu kepadaNya, sebab Ia yang memelihara kamu" tetapi koq gw merasa kalo gw tetap khawatir, tetap kepikiran dengan masalah itu seakan masalah itu sudah menjadi titik central semua perasaan campur aduk gw. di setiap doa gw selalu minta Tuhan angkat beban gw tapi gw sendiri gak berhenti memikirkan masalah itu, sampai disini gw tau bahwa gw gak sepenuhnya percaya, bahwa gw gak sepenuhnya berserah, cuma ucapan gw doang yang seakan yakin bahwa beban gw akan di angkat, disatu sisi gw tetap menggenggam erat masalah gw ini dan gak mau sepenuhnya gw kasih ke Tuhan, alhasil gw jadi krisis iman. tiap hari berdoa, tiap hari renungan tapi tetep aja gw muter-muter di masalah itu lagi, itu lagi.
Sampai di satu minggu waktu gw ke gereja si pastor kotbah, kotbah ini yang paling gw inget sampai detik ini, kira-kira dua atau tiga bulan yang lalu.
dia bercerita tentang sebuah tradisi cara berburu binatang di India, jadi katanya orang India sering sekali berburu monyet, mereka akan membuat sebuah kotak dengan 2 lubang kecil yang kira-kira ukuran lubangnya hanya sebesar tangan si monyet. di dalam kotak itu ditaruh buah-buah apel, ketika si monyet lewat atau datang dia akan melihat buah apel yang banyak didalam kotak tersebut dan secara spontan akan mengambil buah apel itu melalui 2 lubang yang sudah di buat tadi. gw juga baru tahu bahwa monyet punya sifat serakah dan gak akan melepaskan benda apapun yang sudah di dapatkannya, alhasil si monyet tadi gak bisa mengeluarkan tangannya dari lubang kotak tadi, karena tangannya udah megang apel jadi tangannya kesangkut gak bisa keluar dari lubang kotak tadi dan dengan mudah akhirnya pemburu datang dan membunuh si monyet yang sudah kena jebakan tersebut.
padahal kalau aja si monyet mau melepaskan buah apel yang digenggamnya, dia tetap bisa mengeluarkan tangannya dari dalam kotak tersebut dan mungkin hidupnya gak akan berakhir di tangan si pemburu.
Inti dari cerita ini si pastor bilang seringkali kita itu bertindak bodoh seperti si monyet tadi, kita terlalu serakah menggenggam masalah kita sampai mungkin kita larut dalam masalah kita, buah apel yang di genggam sama si monyet tadi itu menggambarkan masalah yang seringkali tidak ingin kita lepaskan, fokus kita hanya kepada masalah itu yang akhirnya membuat kita terjebak dan gak bisa lari dari masalah itu.
Dari cerita ini gw belajar sesuatu, gw belajar tentang bagaimana "melepaskan".
melepaskan segala sesutu yang mungkin memang bukan menjadi hak gw, melepaskan segala sesuatu yang mungkin memang seharusnya pergi, dan belajar melepaskan segala sesuatu yang dengan atau tanpa dia hidup gw tetap harus berjalan.
(kalian pasti mencium bau-bau gw akan berkata "move on" nih)
oke go to the point, yaph benar! intinya gw mau bilang move on sih hahahahaha
mungkin ketika kita bisa belajar melepaskan segala sesuatu yang memang sudah seharusnya pergi, sesuatu yang jauh lebih baik akan datang, remember Tuhan menjawab doa kita dengan tiga cara, ketika dia berkata "YA" itu artinya permohonan kita sejalan dengan kehendaknya, ketika dia berkata "TUNGGU" berarti saatnya belum tiba, dan ketika dia berkata "TIDAK" itu artinya dia punya rencana yang jauh lebih baik dari yang kita harapkan.
Have a blessed life bloggers :)
ketika kalian memiliki beban, masalah, atau apapun dalam hidup kalian?
sekalipun rasanya kalian sudah berdoa dan berserah tetapi gak menemukan jawaban yang kalian mau, merasa bahwa doa kalian tidak didengar, merasa kalau masalah ini tidak menemukan titik terang.
Di post kali ini gw ingin sedikit share tentang pengalaman gw.
yah, gw juga pernah merasakan hal-hal diatas, meskipun gw berpegang teguh dengan kalimat "serahkan segala kekuatiranmu kepadaNya, sebab Ia yang memelihara kamu" tetapi koq gw merasa kalo gw tetap khawatir, tetap kepikiran dengan masalah itu seakan masalah itu sudah menjadi titik central semua perasaan campur aduk gw. di setiap doa gw selalu minta Tuhan angkat beban gw tapi gw sendiri gak berhenti memikirkan masalah itu, sampai disini gw tau bahwa gw gak sepenuhnya percaya, bahwa gw gak sepenuhnya berserah, cuma ucapan gw doang yang seakan yakin bahwa beban gw akan di angkat, disatu sisi gw tetap menggenggam erat masalah gw ini dan gak mau sepenuhnya gw kasih ke Tuhan, alhasil gw jadi krisis iman. tiap hari berdoa, tiap hari renungan tapi tetep aja gw muter-muter di masalah itu lagi, itu lagi.
Sampai di satu minggu waktu gw ke gereja si pastor kotbah, kotbah ini yang paling gw inget sampai detik ini, kira-kira dua atau tiga bulan yang lalu.
dia bercerita tentang sebuah tradisi cara berburu binatang di India, jadi katanya orang India sering sekali berburu monyet, mereka akan membuat sebuah kotak dengan 2 lubang kecil yang kira-kira ukuran lubangnya hanya sebesar tangan si monyet. di dalam kotak itu ditaruh buah-buah apel, ketika si monyet lewat atau datang dia akan melihat buah apel yang banyak didalam kotak tersebut dan secara spontan akan mengambil buah apel itu melalui 2 lubang yang sudah di buat tadi. gw juga baru tahu bahwa monyet punya sifat serakah dan gak akan melepaskan benda apapun yang sudah di dapatkannya, alhasil si monyet tadi gak bisa mengeluarkan tangannya dari lubang kotak tadi, karena tangannya udah megang apel jadi tangannya kesangkut gak bisa keluar dari lubang kotak tadi dan dengan mudah akhirnya pemburu datang dan membunuh si monyet yang sudah kena jebakan tersebut.
padahal kalau aja si monyet mau melepaskan buah apel yang digenggamnya, dia tetap bisa mengeluarkan tangannya dari dalam kotak tersebut dan mungkin hidupnya gak akan berakhir di tangan si pemburu.
Inti dari cerita ini si pastor bilang seringkali kita itu bertindak bodoh seperti si monyet tadi, kita terlalu serakah menggenggam masalah kita sampai mungkin kita larut dalam masalah kita, buah apel yang di genggam sama si monyet tadi itu menggambarkan masalah yang seringkali tidak ingin kita lepaskan, fokus kita hanya kepada masalah itu yang akhirnya membuat kita terjebak dan gak bisa lari dari masalah itu.
Dari cerita ini gw belajar sesuatu, gw belajar tentang bagaimana "melepaskan".
melepaskan segala sesutu yang mungkin memang bukan menjadi hak gw, melepaskan segala sesuatu yang mungkin memang seharusnya pergi, dan belajar melepaskan segala sesuatu yang dengan atau tanpa dia hidup gw tetap harus berjalan.
(kalian pasti mencium bau-bau gw akan berkata "move on" nih)
oke go to the point, yaph benar! intinya gw mau bilang move on sih hahahahaha
mungkin ketika kita bisa belajar melepaskan segala sesuatu yang memang sudah seharusnya pergi, sesuatu yang jauh lebih baik akan datang, remember Tuhan menjawab doa kita dengan tiga cara, ketika dia berkata "YA" itu artinya permohonan kita sejalan dengan kehendaknya, ketika dia berkata "TUNGGU" berarti saatnya belum tiba, dan ketika dia berkata "TIDAK" itu artinya dia punya rencana yang jauh lebih baik dari yang kita harapkan.
Have a blessed life bloggers :)
Subscribe to:
Posts (Atom)