Thursday, April 12, 2012

We were The Reason

Usai sudah ret-ret agung selama 40 hari yang lalu.
bertepatan dengan wafat Kristus.
ada perasaan lega karena masih bisa mengikuti ret-ret agung tahun ini, yahh hidup manusia seperti lilin yang sewaktu-waktu bisa saja redup tanpa ada yang tahu, jika api kita telah mati, kita harus siap menghadapi kehidupan selanjutnya, begitulah hidup yang serba tidak pasti.
mama pernah bilang "hiduplah seakan-akan hari ini adalah hari terakhir kamu dan berusahalah seakan-akan kamu akan hidup selamanya".

Setiap tahun di Jumat Agung film the passion of the christ tidak pernah habis diputar, film yang mengingatkan kita bahwa begitu besar kasih Allah akan dunia ini dengan mengorbankan putraNya yang tunggal untuk menebus kita, ada sebuah renungan singkat tentang percakapan Yesus dengan setan :

*Suatu hari Setan dan Tuhan sedang berbicara bersama.
Setan: Tuhan, saya melihat dunia dengan banyak manusia di bawah sana. Saya telah
memasang perangkap dengan umpan. Saya yakin mereka tidak akan menolak. Dan saya akan
mendapatkan mereka semua!
Tuhan bertanya : Apa yang akan kamu lakukan kepada mereka?
Setan menjawab : Saya mengajarkan mereka untuk membenci sesamanya, saya mengajar mereka bagaimana cara membuat senjata, bom, dan cara membunuh sesamanya, dan saya akan bersenang-senang!
Tuhan bertanya : Dan apa yang akan kamu lakukan ketika semua itu telah kamu ajarkan kepada mereka?
Kata Setan dengan bangga : Oh, saya akan membunuh mereka semua dan memasukkannya kekerajaan saya.
Tuhan bertanya : Berapa harga yang harus dibayar untuk menebus mereka?
Jawab Setan : Kamu tidak akan menginginkan mereka! Tidak ada bagusnya!
Lihat, Kamu akan mengambil mereka dan mereka akan membenciMu. Mereka meludahiMu,
mengutukMu dan membunuhMu. Kamu tidak akan menginginkan mereka!

Tuhan bertanya lagi : Berapa harganya?
Setan melihat Tuhan & berkata : Semua darah, air mata, & hidupMu.
Tuhan berkata dgn tegas : BAIK!
*Lalu Tuhan membayar harga tersebut.

Ketika Yesus ingin disalib dan berdoa selama 40 hari, bukan berarti Dia tidak takut menghadapi kematianNya, bahkan disebutkan diinjil bahwa 'peluhNya seperti darah' dan menggambarkan betapa takutnya Dia, mungkin diantara kita masih ada yang berpikir bahwa Yesus itu Tuhan dan memiliki kekuatan yang luar biasa, yah Yesus adalah Tuhan tapi ketika Ia disalib Ia adalah manusia, sama seperti kita yang merasakan sakit, takut dan khawatir, bahkan Ia berdoa kepada Bapa 'Ya Bapa biarkanlah cawan ini berlalu daripadaku, tapi bukan menurut kehendakku, tetapi kehendakMulah yang terjadi.'
see, Dia takut, Dia cemas tapi Dia pasrah.
dan yang membuat gw merasa terpukau adalah karena Dia melakukannya untuk kita, kitalah alasan mengapa Ia memberikan hidupnya, menderita, dan mati disalib, we were the reason.
ketika lambung Yesus di tusuk, yang keluar hanyalah darah dan air yang menurut teori ilmiah ketika air sudah keluar artinya seluruh darahNya sudah habis dikeluarkan, demi kita Dia rela menghabiskan darahNya di salib, How precious we are from Him :')

Dia Tuhan yang direndahkan
Dia Raja yang menggunakan mahkota duri
Dia putra Allah yang hidup menderita
Dialah Yesus, Dialah Tuhan.

*Happy Easter all, Jesus loves us, as usual and always :)

0 comments:

Post a Comment